Niar, jika ku bilang; degup jantung ini tak wajar ketika ku putuskan untuk menemuimu kembali hari itu, apakah kau akan mempercayainya? Sejujurnya, nyaliku tak seberapa untuk menyebutnya jatuh cinta. "Oh, kenapa matamu berbinar sekali?" pikirku berulang kali. Tetapi, binaran itu apakah benar untukku, Niar? Niar, seandainya hari itu berakhir tanpa aku tahu perasaanmu, aku sudah siap. Nyatanya, sampai ku tulis ini perasaanku masihlah sama. Biar nyaliku tak seberapa, Niar. Asal kau sudah tahu artinya. -------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Nafas terengah sepagi ini, di sudut suatu ruangan yang nampak remang Hening meski otak masih berputar-putar, pun hati yang nampaknya tidak menemukan jalan keluar. Sebelum hari ini terjadi, sudah ku peringatkan kepadamu perihal mengoyak hatiku adalah sesuatu yang akan sangat merepotkanmu. Sesekali juga aku beritahu kamu, bahwa berjalan beriringan denganku kadang membuatmu begitu kelelahan.. Nampak sederhana tapi kamu kesulitan. Didepan jendela kaca lantai 2, aku menatap kosong harapan yang entah kapan akan terbuka. Sering membayangkan langkahku tegap, tanpa cemas apabila kamu disampingku. Ternyata pada diriku sendiri aku peringatkan jika itu mustahil terjadi. Ternyata kagumku, terlalu agung. Boleh ku lanjutkan nanti sore? Untukmu, selamat memulai.. Semoga harimu baik. ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------